Manis-Getir
Penyadap Karet

Pengenalan medan bukan hanya soal keadaan sosial dan budaya saja
tetapi juga pertanian. Kehidupan ekonomi warga Bengkulu Utara, khususnya desa
Margasakti Kecamatan Padang Jaya ini bertumpu pada sektor perkebunan. Sawit dan
karet menjadi andalan di tengah situasi ekonomi yang masih terasa sulit seperti
sekarang ini.

Petani bekerja menanam padi di sawah. Namun, kondisi ini berubah
sejak tahun 2005. Warga desa berbondong-bondong mereformasi lahannya menjadi
perkebunan karet dan sawit. Orang tidak lagi menunggu siklus panen padi tiga
bulanan (90 hari panen) tetapi mulai dengan pola 2 minggu sekali memulung karet
atau memanen kelapa sawit.
Mulai tahun-tahun inilah kondisi ekonomi mulai menanjak. Sekitar 6
tahun warga desa menikmati hasil panen kelapa sawit dan karet. Daya beli
meningkat dan menurut pantauan, tahun-tahun itu warga mulai mampu membeli
sepeda motor secara kontan dan mulai membangun rumahnya secara permanen atau
semi permanen.
Pertengahan tahun 2011, kondisi krisis global mempengaruhi harga
getah karet. Harga jatuh dari angka Rp 22.000 menjadi Rp 6.000. Menurut Mas
Budi, dua tahun belakangan harga pernah sampai pada angka Rp 4.000 per kilogram.
Jatuhnya harga juga terjadi pada komoditas kelapa sawit, dari harga Rp 1.700/kg
menjadi Rp 500/kg. Dua perkebunan besar yang dulunya menyerap sebagian besar
tenaga kerja dari desa Margasakti, terpaksa harus mengurangi tenaga kerjanya
dengan melakukan pemutusan hubungan kerja untuk menekan biaya operasional. Pada
pertengahan tahun 2016 hingga sekarang, harga karet mulai stabil pada kisaran
Rp 8.500 s.d. Rp 9.500,-/kg. Penyadap karet berangsur-angsur bisa kembali
merasakan berkat.
Pohon karet tidak seperti pohon lainnya dalam hal pemupukan. Salah
prosedur dalam pemupukan akan membuat akar membusuk akibat tumbuh jamur. Mas
Budi menuturkan bahwa pohon karet tidak perlu sering dipupuk, karena pemupukan
bisa dilakukan secara berkala misalnya sekali dalam tiga bulan untuk menambah
produktifitas.
Pada saat karet disadap, ada pupuk yang harus ditaburkan pada
wadah getah karet untuk membekukan getah itu. Bila hujan tiba, petani tidak
akan menyadap batang karet. Bila musim kemarau tiba, pohon karet juga tidak
disadap. Kita bisa bayangkan bahwa bila hujan atau kemarau tiba, penyadap karet
tidak mendapat penghasilan dari kebunnya.
Kedepannya pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik, pengolahan
pasca panen getah karet, dan distribusi penjualan penting diketahui oleh
komunitas petani karet ini. Inilah beberapa hal yang bisa dilakukan dalam
program multiplikasi ini. Semoga petani senantiasa mendapat berkat dalam
menyadap karet. (YDA).
Komentar
Posting Komentar