Olah Raga, Kepemimpinan
Dan Pemuda Margasakti
Minggu malam, 12 Februari 2017 sekitar pukul 20:00 WIB, menjadi
ajang perkenalan multiplikator Bengkulu dengan sekelompok kecil pemuda desa
Margasakti. Sembilan orang berkumpul dan mengobrol tentang desa dan anak muda.
Obrolan ringan ini berencana mendirikan komunitas pemain olahraga bola
pingpong. Seorang pemuda di wilayah dusun VII, bernama Yohanes Suherman,
menyediakan rumahnya untuk dipakai berkumpul.
Dalam percakapan diakui bahwa kebut-kebutan dan balap motor
menjadi pemandangan yang tidak jarang dijumpai. Motor dengan tampilan tanpa
sayap dan tanpa pelindung samping kerap tampak bersamaan dengan deru knalpot ‘blombong’
di jalanan Margasakti.
Kecelakaan lalulintas tidak jarang terjadi, beritanya juga kerap
terdengar di lingkungan Kabupaten Bengkulu Utara, namun berkendara dengan kecepatan
tinggi sering dilakukan oleh anak-anak desa Margasakti. Hal yang membuat miris
adalah pengendara sepeda motor sebagian besar masih berusia di bawah 17 tahun
yang tentunya tidak memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM).
Pihak Karang Taruna Tunas Harapan (kelompok pemuda Dusun VII desa
Margasakti) mengambil inisiatif untuk “mengarahkan” energi dari anak-anak muda
ini kepada kegiatan yang lebih positif. Pihak Karang Taruna mengembangkan suatu
sirkuit balap berupa jalanan tanah dengan beberapa tantangan dengan luas area
sekitar 5000 meter persegi. Balap ‘cross-motor’ ini terakhir diselenggarakan
pada awal Januari 2017.
Selain motor, pemerhati olahraga di dusun lain telah berusaha
untuk merancang lapangan tenis meja. Rupanya arena olahraga ini tidak sepi
peminat. Di wilayah koordinasi pemuda Karang Taruna Tunas Harapan dusun VII
Desa Margasakti ini, hanya RT II, III dan IV saja yang belum memiliki meja
pingpong.
Multiplikator berusaha untuk mewadahi energi dari pemuda-pemuda
untuk meneruskan hobi olahraganya sembari mengasah kemampuan intelektual
mereka. Di sinilah kemampuan kepemimpinan dan mengorganisir suatu pemuda
dilakukan dan ditularkan. Bagaimana kemampuan itu akan diasah? Sembilan orang
pemuda desa Margasakti yang berkumpul tadi telah sepakat untuk menyelenggarakan
diskusi setiap bulannya.
Pertemuan ini menjadi sarana latihan bagi pemuda untuk mengasah
kemampuan mereka dalam memimpin. Itulah tujuan bagi pribadi. Tujuan bagi
kelompok adalah masing-masing pemuda nantinya dapat berlatih untuk
mengorganisir diri dan bergerak dalam satu tim dan kelompok. Misalnya,
pemuda-pemuda telah sepakat memilih siapa yang akan menjadi koordinator dan apa
saja yang menjadi hak dan kewajiban pemuda.
Pertemuan pertama dengan pemuda setempat ini kiranya menjadi titik
awal jalannya program multiplikasi Bengkulu bersama dengan pemuda desa
Margasakti. Masih banyak pemuda yang harus dijangkau dan harus mendapatkan ‘skill’
tentang kepemimpinan. Kelompok kecil ini semoga dapat menjadi embrio dan contoh
sehingga nantinya pemuda-pemuda desa Margasakti mampu untuk merumuskan ide
bersama demi kemajuan desanya. (YDA).
Komentar
Posting Komentar