Oleh Yohanes Dian Alpasa, S.Si.
Situasi
nasional yang terus waspada akan bahaya pandemi Covid-19, membuat rencana kunjungan
Menteri Lingkungan Hidup yang akan melihat persiapan bank sampah yang ditekuni
oleh pemuda dusun VII Desa Margasakti sekaligus melihat mata air yang terletak
di pinggir desa pada bulan Juni 2020 dibatalkan. Pembatalan ini dikonfirmasi
oleh M. Jauhari Fajri, seorang Aparat Desa Margasakti yang aktif melakukan
pendampingan pada Karang Taruna Dusun VII Desa Margasakti. Kuat dugaan bahwa
bepergian ke Bengkulu (yang termasuk zona Merah COVID-19) terlalu beresiko.
Mengingat kunjungan ini dapat ditunda maka pihak kementerian barangkali memilih
lain waktu untuk memenuhi agenda perkunjungan ke Bengkulu.
Pertemuan-pertemuan
masih dilarang sehingga semua sosialisasi dilakukan dengan media sosial dan digital.
Jadi, Juni terlihat lengang di Bengkulu. Untuk menjaga komunikasi dan semangat,
Multiplikator Bengkulu menggelar pertemuan dengan maksimal peserta 5 orang
dalam satu ruangan. Bila dalam kondisi flu dan batuk maka yang bersangkutan tidak
diundang. Siang hari teman-teman bekerja dan sore harinya menanam sayuran, pada
malam hari mempelajari latihan penulisan jurnalisme publik. Pemuda Desa ini
berlatih menulis untuk dijadikan buletin. Hingga dua bulan ke depan selama
seminggu sekali, mereka berlatih bersama multiplikator untuk menulis.
Harapannya akan ada tulisan dan terbitan ringan untuk menjangkau warga dusun
VII dalam berbagai segmen usia.
Multiplikator
menyadari ragam kemampuan masing-masing peserta. Namun, hasil yang ditulis
cukup mengesankan. Teman-teman mampu untuk melihat kenyataan dan memberikan
tanggapan. Konsep buletin sudah ditulis dan dijadwalkan pada minggu awal
Agustus sudah bisa menulis untuk warga dusun VII Desa Margasakti. Multiplikator
Bengkulu merasa bersyukur dapat belajar bersama pemuda Desa Margasakti. Dengan
demikian kemampuan jurnalistik yang selama ini dimiliki dapat dibagikan kepada
teman-teman pemuda di Bengkulu. (YDA).
Komentar
Posting Komentar