Tantangan Kesehatan di Indonesia
Workshop berkaitan dengan permasalahan pandemi Covid-19 yang dilaksanakan di medio Februari 2021, menggerakkan peserta untuk membagi informasi dan pengetahuan yang didapat dari workshop tersebut kepada orang lain. Ada dua kegiatan yang sudah dilakukan yakni berbagi dengan kelompok Pemuda Andalas Bumi Ayu yang dilakukan oleh kelompok pemuda gereja dan penerapan protokol kesehatan di lingkungan ruang kelas dan pertemuan-pertemuan di desa oleh kelompok belajar bahasa Inggris.
Kelompok pemuda gereja membagikan pengalaman dan pengetahuan yang didapat kepada kelompok Pemuda Andalas, sebuah komunitas pemuda yang ada di Dusun IV Bumi Ayu, Desa Margasakti. Kelompok ini berkegiatan sebulan sekali dengan agenda membahas rencana-rencana yang berkaitan dengan kepemudaan. Diskusi bersama pemuda Andalas dilakukan di kediaman Hari Pujianto (9/02/2021) dengan dihadiri para aktivisnya. Para peserta mengakui bahwa informasi tentang Covid-19 yang masuk ke wilayah pedesaan sangat terbatas. Selanjutnya diakui bersama bahwa pergerakan manusia keluar masuk wilayah juga minim, sehingga ketika flu dan batuk pada masa pandemi ini pun, orang-orang tidak memakai masker. Untuk itu pertemuan yang diselenggarakan dengan pemuda gereja pada kesempatan itu diharapkan mampu mendorong warga dan pemuda Andalas untuk lebih memperhatikan standard protokol kesehatan.
Hal yang tak terduga adalah kegiatan selanjutnya berkaitan dengan pemahaman masalah kesehatan khususnya di masa pandemi ini diusulkan oleh M. Jauhari Fajri setelah membaca materi dan blog yang dibagikan oleh Stube HEMAT. Meskipun dia tidak mengikuti workshop masalah kesehatan yang pertama, dia tertarik untuk memahami bagian-bagian penting dari materi ini, dan mengajak pembicara dan peserta lain di lingkungan desa Margasakti (11/03/2021). Selama ini M, Jauhari Fajri aktif berkegiatan di komunitas bahasa Inggris dusun VII. Kelompok belajar bahasa Inggris ini terdiri dari remaja dan anak-anak. Anak-anak dan remaja di kelompok diskusi Bahasa Inggris ini mencoba memahami efek dari Covid-19 jika tertular. Selama ini tidak ada keresahan dalam diri mereka. Belajar dari rumah membuat mereka rindu akan sekolah tatap muka.
Kegiatan follow-up
ini terlihat sederhana, tetapi membuat banyak orang lebih memahami situasi di masa
pandemi dan bagaimana mengantisipasinya, dan membangun kesadaran pentingnya disiplin
melaksanakan protokol kesehatan. Meski kecil, tetapi terus bergerak agar
semakin banyak orang memahami kesehatan.***
Komentar
Posting Komentar