Menggerakkan Literasi Generasi Muda: STT Arastamar Bengkulu Mengenal Stube HEMAT

Oleh: Made Nopen Supriadi


Salam hangat bagi pembaca Stube-HEMAT Bengkulu! Literasi adalah bagian penting bagi generasi muda masa kini di tengah era digitalisasi dan globalisasi. Membudayakan hidup berliterasi dengan baik dan benar merupakan kebutuhan pada masa kini. Tanpa spirit literasi generasi muda akan mudah dipengaruhi  berbagai informasi yang tidak membangun. Tulisan ini sebuah refleksi pengalaman karena saya bersyukur ada Stube-HEMAT Bengkulu yang memiliki gerakan berliterasi, oleh karena itu saya akan memberikan kesaksian saya bagaimana saya bisa mengenal Stube-HEMAT Bengkulu serta manfaatnya.

Tanggal 30 Agustus 2021, multiplikator Stube HEMAT di Bengkulu, Yohanes Dian Alpasa, S.Si.Teol mulai percakapan bagaimana mengakomodir pemikiran konstruktif mahasiswa di kota Bengkulu mengingat kota Bengkulu memiliki banyak universitas baik negeri maupun swasta. Diskusi kami terarah bagaimana memberikan pencerahan bagi mahasiswa di berbagai universitas di kota Bengkulu. Pembicaraan tersebut semakin mengerucut dengan ide untuk mendokumentasikan pemikiran pemuda dalam bentuk tulisan yang kritis dan konstruktif dalam berbagai bidang kehidupan sosial. Saya sambut ide tersebut dengan antusias, mengingat saya juga memiliki ketertarikan pada dunia literasi.

Kami bertemu kembali mendiskusikan gagasan tentang pendokumentasian pemikiran konstruktif dari para Mahasiswa di Kota Bengkulu pada bulan September. Tanggal 22 September 2021, saya diminta menjadi salah satu fasilitator untuk Stube-HEMAT Bengkulu, saya baru pertama kali mendengar istilah Stube-HEMAT Bengkulu. Selanjutnya saya meminta informasi detail tentang Stube-HEMAT, setelah melihat blog dari stubehemat.blogspot.com saya mulai memahami arah kegiatannya. Pertemuan pada pertengahan bulan September belum bisa terlaksana karena saya ada kegiatan perkunjungan dan pembinaan jemaat GEKISIA di Provinsi Bangka. Pertemuan baru dapat terealisasi pada 30 September 2021.

Pada pertemuan tersebut, saya pertama kali tahu tentang Stube-HEMAT Bengkulu, dan menyadari bahwa pada 20 Juli 2020 saya pernah menjadi narasumber di Stube-HEMAT Bengkulu dengan materi “Pemuda Bengkulu dan Kepemimpinan Kristen” bersama moderator Dahlia Sitohang. Hal tersebut semakin membuat saya menyambut baik tawaran menjadi fasilitator bagi Stube-HEMAT Bengkulu.

Pada tanggal 05 Oktober 2021, multiplikator Stube HEMAT Bengkulu kembali menggelar diskusi dengan Tema: ”Rural Sustainability”. Bersama 15 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu (STTAB) kami mengenal Stube-HEMAT Bengkulu dan pemetaan potensi serta kerawanan di desa. Tema ”rural sustainability” mendorong para mahasiswa  memberikan deskripsi desa tempat tinggal mereka, seperti desa-desa di kepulauan Mentawai, Nias serta Bengkulu. Mahasiswa antusias menceritakan keadaan tempat tinggal mereka serta kemajuan-kemajuan yang diharapkan. Saya bersyukur telah dipercaya menjadi narasumber dan saya menemukan wadah yang tepat untuk mengaktualisasikan ide dalam tulisan dan membagikannya bagi generasi muda secara khusus mahasiswa. Kiranya Stube-HEMAT Bengkulu terus berkembang sebagai penggerak literasi generasi muda dan memantik ide-ide lokal untuk kesejahteraan masyarakat. ***

Komentar