Mengingat Kembali Keanekaragaman Hayati di Bengkulu Tengah

Oleh
: Stube HEMAT Bengkulu.          

Keanekaragaman hayati merupakan kekayaan alam dan kenyataan yang ada di Bengkulu Tengah, mulai dari akar-akaran, batang, daun, bunga, hingga buah dan biji-bijian. Kekayaan itu terpelihara berkat tanah yang subur dan kondisi cuaca yang stabil, hujan turun sepanjang tahun dan minimnya polutan. Bengkulu Tengah memang merupakan kabupaten muda tetapi mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Daerah yang dialiri beberapa sungai ini memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami sepanjang tahun.

Seiring waktu, Bengkulu Tengah mengikuti perkembangan kota Bengkulu dan Bengkulu Utara. Menurut Yohanes Dian Alpasa, dominasi pengembangan property dari Kota Bengkulu dan dibangunnya pabrik-pabrik karet dan pengolahan buah kelapa sawit mempengaruhi Bengkulu Tengah dalam kebiasaan konsumsi, menanam, dan bisnispun ikut berubah. Orang cenderung menyukai produk instan yang lebih murah dan lebih mudah diperoleh.

Menurut Reginiana, seperti disampaikan dalam diskusi mingguan Stube-HEMAT Bengkulu Tengah (29/01/2023), sebagian ibu cenderung memilih bumbu instan karena lebih praktis dan mudah untuk disimpan. Memang untuk kebutuhan besar seperti pesta resepsi, rempah dan biji-bijian dibeli dari pasar. Namun, permintaan untuk even seperti ini pun tergolong sedikit. Untuk menanam pun, tidak banyak tempat tersedia karena sebagian lahan sudah ditanami karet dan sawit.

Stube-HEMAT Bengkulu hadir untuk memperkuat kaum muda agar lebih peduli pada keanekaragaman hayati. Barangkali keresahan ini sudah dirasakan oleh teman-teman di daerah lain bahwa mereka semakin bergantung pada suatu produk pangan tertentu. Kita sudah kesulitan menanam jagung dan padi, sehingga jagung dan beras didatangkan dari luar negeri. Ini bisa dianggap sebagai ancaman karena sewaktu-waktu suplai bisa dihentikan.

Seorang peserta diskusi menceritakan orang tuanya baru saja mendatangkan jahe dari Kabupaten Rejang Lebong. Makanan olahan seperti jajanan pasar juga didatangkan dari luar Bengkulu Tengah sehingga keanekaragaman hayati dan pengolahannya perlu untuk diingat Kembali. Pada kesempatan ini, Reginiana membagikan pesan kepada peserta untuk mulai mengidentifkasi tumbuhan dan cara pengolahannya di Bengkulu Tengah. Dalam prosesnya nanti diharapkan peserta bisa mengembangkan dan membudidayakan tanaman yang diperlukan untuk kemandirian pangan dan cara mengolahnya. Hasil olahan nanti bisa dipakai untuk konsumsi sendiri atau diperdagangkan ke masyarakat sekitar.

Peserta diminta untuk mengingat kembali bahan pangan dan tumbuh-tumbuhan yang bisa ditemukan di lingkungan Bengkulu Tengah misalnya gadung, gembili, sorgum, jagung lokal, padi air payau, ubi, kacang lumpeh, durian, dan ikan gabus. Beberapa jenis dedaunan dan bunga-bunga yang bisa dimakan juga coba diingat-ingat walaupun mereka tidak mengerti namanya.

Pada akhir diskusi, peserta diajak mengingat kembali jenis olahan pangan yang pernah dikonsumsi selama ini. Beberapa jenis bahan tanaman pangan lokal masuk dalam daftar dan dapat digunakan untuk bahan diskusi pertemuan yang akan datang. ***


Komentar