Mengenal SROI bersama Stube HEMAT Bengkulu

Oleh: Yohanes Dian Alpasa, S.Si.          


Merasa kesulitan menemukan hal baru, terlambat melakukan inisiatif kegiatan adalah salah satu bentuk situasi “terhenti”. Kesulitan berinovasi dan beradaptasi sering terjadi di banyak organisasi, seperti lembaga pemerintahan, pelayanan gerejawi, dan tak luput organisasi pemberdayaan. Menghadapi hal ini multiplikator Stube-HEMAT di Bengkulu terus belajar beradaptasi dengan perubahan dan berinovasi. Salah satunya belajar mengenal SROI (Social Return on Investment) dalam pelatihan yang diselenggarakan secara daring oleh Lembaga Logout Indonesia (Jumat, 29/11/2025).

Narasumber webinar ini adalah Aditya Rahmat Gunawan, alumni Universitas Padjajaran, yang mengulas penggunaan metode SROI. Penulis mengikuti pelatihan yang berdurasi 2 jam ini dengan seksama. SROI digunakan untuk mengukur dampak suatu program. Metode ini bisa dilakukan untuk mengevaluasi program dan mempersiapkan program. Tujuannya untuk mengetahui berapa besar manfaat sosial yang dihasilkan dibandingkan biaya yang dikeluarkan. Berawal dari Inggris dan kemudian menyebar ke daratan Eropa, metode ini dipakai beberapa lembaga untuk mengukur efek suatu program. Karena memiliki hasil yang lebih rinci dan sederhana, maka metode ini diklaim digunakan oleh banyak negara. Semisal SROI punya nilai 3:1, ini berarti bahwa setiap 1 rupiah yang diinvestasikan menghasilkan manfaat sosial senilai 3 rupiah. Dengan kata lain program tersebut mengembalikan tiga kali lipat nilai sosial dari biaya yang dikeluarkan. Investasi sosialnya sangat efektif, karena manfaatnya jauh lebih besar daripada biayanya. Gambaran menghitung SROI bisa dilihat dalam lampiran tulisan ini.

Dampak yang dihasilkan dari suatu program kegiatan tidak semata-mata ekonomi, namun juga termasuk dampak sosial, dampak lingkungan, dan dampak budaya. Perhitungan efek yang dihasilkan juga dapat diukur dari jumlah kontribusi satu pihak kepada suatu program kegiatan. Misalnya Stube-HEMAT membiayai 50% kebutuhan program (setengahnya lagi dibiayai pihak lain) maka efek/dampak yang dihasilkan juga 50%. Selanjutnya, apabila  manfaat-manfaat lain program dimonetisasi, rasio SROI hampir pasti akan naik.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Stube-HEMAT Bengkulu pada 2026 tertantang untuk bisa dikaji dengan SROI, sehingga bisa diketahui dampak yang dihasilkan. Melalui program-program jurnalistik dan pengembangan diri pada satu tahun ke depan, diharapkan membuat mahasiswa mampu membuat karya tulis yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik dan publik (dimuat dalam surat kabar lokal), dan bisa dimonetisasi. Mengharap dukungan dari banyak stakeholder untuk program ini. *** 



Lampiran.

 

Contoh penghitungan SROI.

Nama kegiatan: Pelatihan Teknologi Digital & Pemanfaatan AI

-         Biaya program: Rp 30.000.000
-         Peserta: 30 mahasiswa
-         Mahasiswa yang benar-benar memakai AI: 20 orang
-         Manfaat utama: penghematan waktu karena lebih efektif pakai teknologi digital & AI
-         Jam yang dihemat: 2 jam/minggu/orang
-         Nilai 1 jam waktu mahasiswa: Rp 20.000
-         Durasi dampak: 1 tahun = 52 minggu
-         Deadweight: 20% (sebagian akan belajar sendiri meski tanpa program)
-         Attribution: 20% (ada kontribusi pihak lain, bukan hanya program ini)

 

1.   Hitung manfaat per mahasiswa

Jam dihemat per tahun: 2 jam/minggu×52 minggu=104 jam/tahun

 

2.   Nilai uang per mahasiswa:

104 jam×20.000=2.080.000

Jadi, 1 mahasiswa mendapat manfaat ekonomis sekitar Rp 2.080.000 per tahun.

 

3.   Hitung total manfaat kotor (sebelum koreksi)

Mahasiswa yang benar-benar memakai AI = 20 orang.

2.080.000×20=41.600.000

Jadi, total manfaat kotor = Rp 41.600.000

 

4.   Koreksi deadweight dan attribution

Deadweight 20% → hanya 80% manfaat yang benar-benar akibat program. Attribution 20% → hanya 80% yang bisa diklaim milik program.

41.600.000×0,80×0,80

41.600.000×0,64=26.624.000

Jadi, total manfaat bersih = Rp 26.624.000

 

5.   Hitung rasio SROI

SROI=Total manfaat bersih

                 Total biaya

 

SROI=26.624.000 : 30.000.000≈0,887

Kita bisa bulatkan menjadi: SROI ≈ 0,89 : 1

 

Artinya: Untuk setiap Rp 1 yang diinvestasikan dalam program, diperkirakan menghasilkan manfaat sosial-ekonomi sekitar Rp 0,89 (hampir balik modal dalam bentuk manfaat). Program ini sudah mendekati 1:1, artinya manfaat yang terukur hampir sama dengan biaya.


Komentar